Aparat penegak hukum di Zimbabwe baru-baru ini dituduh telah
melecehkan umat Islam selama bulan puasa hingga berakhirnya Ramadhan.
Menurut Syaikh Anubi Twaibu, petugas pendidikan untuk LSM Bantuan
Langsung Muslim Afrika Muslim, Muslim Zimbabwe terus menghadapi
pelecehan selama bulan Ramadhan – sebuah tren yang menurutnya semakin
meningkat setiap tahunnya.
“Biasanya masyarakat Zimbabwe mengerti siapa kami dan bagaimana kami
beribadah. Masalahnya adalah dengan agen penegak hukum yang percaya
semua Muslim terkait dengan kelompok teroris seperti Al-Shabaab Somalia
dan Nigeria Boko Haram,” jelas Twaibu kepada Anadolu Agency.
Selama 30 hari bulan puasa, umat Islam cenderung lebih terlihat dan
hal itulah yang membuat insiden pelecehan cenderung meningkat, jelas
Twaibu.
“Ramadhan ini, misalnya, kami membagikan makanan untuk keluarga
miskin di daerah terpencil. Dan setiap kali kami membawa truk barang,
polisi akan mengganggu kami.”
Polisi, kata dia, meminta izin resmi dan sertifikat impor dan mereka
menuduh kegiatan distribusi makanan kami dilakukan untuk mempromosikan
terorisme.
Di Darwendale, sebuah komunitas pertanian yang terletak sekitar 60
kilometer sebelah barat dari Harare, kegiatan distribusi makanan lembaga
dihentikan pekan lalu karena mereka tidak memiliki tanda terima
pembelian.
“Tapi kami melanjutkan kegiatan kami setelah menghubungi atasan mereka di Harare,” kata Twaibu.
Ibrahim Mpache, seorang Muslim di Mbare, Harare, juga mengatakan adanya insiden serupa.
“Saya menyalahkan pelecehan kepada media karena media gagal untuk
membedakan antara kelompok-kelompok teroris dan umat Islam,” kata Mpache
kepada Anadolu Agency. (fq/islampos/internasnews)
Friday, July 17, 2015
![](http://www.blogger.com/img/icon_logo32.gif)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)