Saturday, July 11, 2015

Merauke, Tempat Mayoritas Muslim Penduduk Papua

Suku-suku primitif yang telanjang dan tanah orang Kristen, sehingga kemudian sampailah pada pertanyaan, “Memang di Papua ada Islam ?” Sebuah pertanyaan skeptis tentang Islam di Papua.

Dan berbicara tentang Islam di tanah Cendrawasih memang cukup menarik, sebab orang tidak akan heran jika dikatakan Papua identik dengan Kristen atau Papua adalah Kristen. Semenjak heboh Perda Manokwari timbul juga opini salah di masyarakat yang menganggap memang di Irian Jaya jumlah pemeluk Kristen mencapai 60% lebih, artinya muslim memang minoritas disana.

Islam sendiri adalah agama ketiga setelah Kristen dan Katolik, selain itu beberapa suku juga masih memeluk agama asli, seperti Suku Marind yang masih juga melaksanakan ritual agama adat Marind.
Populasi masyarakat Muslim di Papua cukup besar. Kabupaten Merauke, contohnya, masyarakat muslim adalah mayoritas. Di beberapa kabupaten lain, seperti Raja Empat, Fak-fak, Kaimana jumlah pemeluk agama Islam pun cukup besar.

Islam Agama Nenek Moyang Penduduk Papua

Sebuah pembentukan opini, penutupan fakta sejarah yang dilakukan dengan sangat rapi. Di Papua yang jumlah total populasinya sekitar 2,4 juta jiwa. Jumlah muslim sekurang-kurangnya adalah 900 ribu orang. Gubernur pertama Papua adalah seorang muslim yakni H.Zainal Abidin Syah (1956-1961) yang merupakan Sultan Tidore. Disusul Gubernur muslim lainnya, P.Parmuji, Acup Zaenal, Sutran dan Busiri. Sejak setelah Gubernur Busiri hingga sekarang, Kepala Daerah selalu dijabat oleh Kristen.

Sementara Kabupaten Fak-fak boleh dikatakan sebagai “serambi Mekkah” selain yang di Aceh, karena kawasan ini adalah pemasok muballigh dan guru agama ke pelosok-pelosok Papua. Ribuan komunitas muslim dari kalangan pribumi juga tersebar di 14 tempat terpisah di Kabupaten Jayawijaya. Seperti di Desa Walesi dengan kepala sukunya Bapak H Aipon Asso, di sana terdapat 600 Muslim yang masuk Islam 26 Mei 1978.

Bersatunya Dua Ormas Besar

Satu hal yang menggembirakan, dan harusnya menjadi panutan seluruh muslim di Indonesia yakni di sini ada pemandangan menyejukkan dengan “bersatunya” dua ormas terbesar, NU dan Muhammadiyah di dalam sebuah institusi pendidikan. Kedua ormas yang di luar tempat ini (Papua) kerap ribut, di sini mereka membentuk yayasan gabungan bernama Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) pada 15 Desember 1968.

Keberadaan Yapis ini bukan saja mendapat respon positif dari kalangan Muslim, tapi juga orang tua non-Muslim. Banyak dari mereka yang menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah ini dengan alasan bervariasi antara lain: disiplin yang tinggi dan melarang murid untuk mabuk-mabukkan, sementara mabuk merupakan budaya sebagian masyarakat yang masih terasa sulit dihilangkan.

Saat ini kedudukan Yapis di mana masyarakat Papua hampir sama sejajar dengan Lembaga Pendidikan Kristen Kristus Raja. Ada ratusan sekolah di bawah naungan Yapis dan dua Perguruan Tinggi (STIE dan STAIS) yang bernaung di bawah bendera Yapis. Selain NU dan Muhammaddiyah sejumlah institusi dakwah dapat disebutkan di sini seperti Dewan Dakwah Islamiyah, Hidayatullah, Persatuan Umum Islam, Pondok Pesantren Karya Pembangunan dll. (nr/islampos/bdi
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment