Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholar
(ICIS), KH Hasyim Muzadi menyatakan bahwa kasus pembakaran masjid di
Tolikara, Papua, pada saat perayaan hari raya Idul. Fitri 1436 Hijriah
harus ditangani secara tegas dan cermat.
“Pertama kali, kaum Nasrani di lingkungan kejadian dan organisasi yang
bertanggungjawab dimana oknum-oknum penyerang berada, harus meminta maaf
kepada kaum muslimin Indonesia secara terbuka,” kata Kiai Hasyim,
demikian ia disapa, dalam keterangannya kepada RMOL, Ahad (19/7/2015).
Selanjutnya, sebut Kiai Hasyim, pemerintah harus menindak tegas para
pelaku penyerangan. Dikatakan dia, negara harus bertindak adil bukan
karena agamanya namun karena tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan
pelaku.
“Orang-orang muslim yang melakukan tindakan melanggar hukum di
Indonesia telah menerima hukumannya, baik yang teroris, pelaku
kekacauan, atau pelaku terkait kasus Ahmadiyah misalnya. Bahkan Habib
Riziq sendiri pernah mendapatkan hukuman ketika tindakannya melanggar
hukum. Saatnya sekarang ini negara bertindak adil,” papar Kiai Hasyim.
Selain itu, kata mantan Ketua PBNU ini, kerukunan lintas umat
beragama harus digalakkan kembali. Tapi, diingatkan dia, kerukunan yang
harus dibangun dalam jalur moderasi, bukan liberalisasi.
Peristiwa di Tolikara, menurut Kiai Hasyim, menjadi bukti agama masih
terus digunakan untuk kepentingan lain dengan tujuan merusak Indonesia
secara luas melalui konflik agama.
“Saatnya pula sekarang masyarakat Barat atau Eropa berkesempatan
untuk menata kembali visi pandangannya terhadap agama-agama di
Indonesia, termasuk Islam, karena selama ini mereka melihat sentral
kekacauan hanya bersumber dari Islam. Kita ingin melihat dari mereka
sekarang bagaimana korelasi antara freedom of speech, freedom of
religion dan fredom of expression dalam peristiwa di Tolikara ini,”
paparnya.
Sebelum insiden di Tolikara, pada hari pertama bulan Ramadhan,
tepatnya 18 Juni pukul 09.00 waktu Den Haag, pemimpin Partai Kebebasan
Belanda, Geert Wilders mengumunkan kartun Nabi Muhammad di Den Haag.
Sekalipun demikian, Kiai Hasyim mengimbau kaum muslimin Indonesia tidak
boleh emosi, karena emosi itulah yang ditunggu-tunggu pihak islamophobia
agar langkah kaum muslimin tak terkendali.
Sebaliknya, kaum muslimin
Indonesia harus menata kembali kualitas perjuangan untuk agama, bangsa
dan dunia.
“Bersamaan dengan itu kita mengimbau agar teman-teman sebangsa dan se
tanah air tidak melaporkan hal-hal negatif didalam negeri kepada asing
dengan sedikit “imbalan” padahal mengakibatkan kerugian martabat bangsa.
Lebih baik duduk bersama menyelesaikan segala masalah didalam negeri
sendiri . Lebih terhormat dan lebih nasionalis,” tukasnya (muslimdaily/internasnews)
Sunday, July 19, 2015

Subscribe to:
Post Comments (Atom)