Friday, July 24, 2015

Walikota Bima Arya Ajak Masyarakat Bogor Hentikan Kemaksiatan

Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto tidak akan mencabut julukan Kota Bogor sebagai Kota Hujan. Sebagai pemimpin, ia hanya berharap Allah segera menurunkan hujan, mengingat sudah dua bulan Kota Bogor tidak turun hujan. Dampaknya sangat dirasakan bagi warganya yang saat ini mengalami kesulitan air bersih, bahkan tak sedikit yang terserang penyakit karena kekeringan.
 
“Kekeringan ini adalah peristiwa yang langka, Bogor yang dikenal sebagai kota hujan ini sudah dua  bulan tidak turun hujan. Itulah sebabnya Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, mengajak warga melaksanakan Salat Istisqo untuk meminta hujan, ” kata Bima saat ditemui Islampos usai shalat Istisqa’ di Lapangan Sempur, Bogor, Jawa Barat, Jum’at (24/7/2015).

Bima mengatakan, ada dua ikhtiar sebagai solusi agar Allah segera menurunkan hujan. Pertama, secara vertikal hubungan kita dengan Allah. Kita dianjurkan memohon ampun kepada Allah karena Dia yang punya kuasa.

Kedua, ikhtiar dalam bentuk kebijakan. Walikota sudah perintahkan kepada PDAM untuk memberikan air secara cuma-cuma kepada warga.

“Tapi di atas itu semua, bagi kita ini adalah momentum introspeksi diri. Jangan-jangan ini peringatan, ujian bagi kita kalau selama ini kita banyak melakukan dosa, kita tidak sayang kepada alam, sehingga Allah memberikan peringatan dengan dikeringkan wilayah kita. Mungkin kita tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan selama ini.”

Bima mengajak semua kalangan, tokoh agama dan umat, untuk merapatkan barisan memerangi kemaksiatan. “Di bulan puasa, kita tegas menindak semua yang menyimpang, kita tutup tempat hiburan dan sebagainya. Kedepan, yang namanya kemaksiatan seperti tauran, seks bebas, PSK kita akan sikat semua, dan tentunya akan kita bina. Untuk itu diperlukan dukungan dari semua pihak.”

Dikatakan Bima, diluar ramadhan, kalau ada tempat hiburan walau ada izin, namun ada kemaksiatan, maka akan kita berantas. Bahkan miras juga tidak boleh dijajakan di seluruh minimarket.

Dampak Kekeringan

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor Adam Ibrahim menambahkan, dua rukun warga di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, dilaporkan telah mengalami kesulitan air bersih hingga harus mendapat pasokan dari PDAM Tirta Pakuan.

Kesulitan air bersih ini dirasakan oleh masyarakat yang masih menggunakan sumur-sumur tradisional. Sementara masyarakat yang menggunakan air dari PDAM tidak berpengaruh besar.
Persoalannya, dari keseluruhan penduduk Kota Bogor, PDAM hanya mampu menyuplai air bersih untuk 75 persen warga. Sisanya, masih mengupayakan air dari sumur.

“Melihat fenomena saat ini, Wali Kota Bima Arya meminta MUI untuk melaksanakan Salat Istisqo. Mari bersama-sama kita meminta kepada Allah agar diturunkan hujan,” kata Adam.

Dikatakannya, Kota Bogor yang dikenal sebagai Kota Hujan, cukup ironi karena sejumlah tanaman mengalami kekeringan, bahkan mati. Demikian pula rumput di Istana Bogor yang tadinya hijau, kini berubah gersang dan kecokelatan.

“Rumput di Istana Bogor yang merupakan sumber makanan bagi satwa-satwa rusa, sebagian kering dan mati. Bahkan, pohon-pohon di Kebun Raya daunnya pun sudah berguguran,” kata Adam.

Bukan hanya di Bogor, Pemprov Jawa Barat pun menggelar Shalat Istisqa’ digelar di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (24/7). Dalam Shalat Istisqa, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), menjadi khatib.

Di Jawa Barat, kekeringan lebih banyak terjadi di kawasan utara seperti Indramayu, Subang, dan Cirebon. Secara keseluruhan ada sekira 49 hektar sawah yang mengalami kekeringan dan terancam gagal panen. (Desastian/Islampos/internasnews)
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment