Thursday, August 6, 2015

Rais Aam PBNU: NU Hadapi Tantangan Besar Aliran Menyimpang

Nahdlatul Ulama (NU) terus menghadapi tantangan besar dan semakin komplek. Baik dalam bidang sosial politik, dan juga aliran-aliran menyimpang. Sudah sepantasnya tantangan ini dituntaskan secara bersama-sama para pengurus NU.

“NU kedepan, semakin besar tantangan yang dihadapinya. Mulai dari masalah aliran, pikiran, aqidah yang menyimpang, dan tantangan lainnya baik ekonomi, politik dan sosial budaya,” tegas Dr (HC) KH. Ma’ruf Amin sesaat setelah dikukuhkan sebagai Wakil Rais Aam, Rabu (5/8/2015).

Kyai Ma’ruf, sapaan akrabnya, mengaku memikul beban berat ketika ditunjuk mengomandani Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA). Namun karena ini permintaan para ulama, maka dengan segala kerendahan hati, tak ada alasan bagi KH. Maruf Amin untuk menolak.

“Amanah ini tetap harus dijalankan,” imbuhnya

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengajak para muktamirin untuk memperkuat basis prinsip Ahlussunah wal Jamaah di tubuh NU.

“Mari kuatkan aqidah Aswaja kita, hidupkan kembali amaliah an-nahdiyah dan tingkatkan harakah islahiyah, baik diniyah ataupun ijtimaiyah,” katanya.

Kyai Ma’ruf memberikan catatan, kepempimpinan NU selanjutnya membutuhkan daya dan upaya untuk mengembalikan NU seperti digariskan para pendiri NU dan ulama.

“‎Kami hanya memohon doa dan dukungan, marilah menyatukan kembali. Kami bersyukur walaupun awalnya seperti adanya ketegangan sebagai suatu bagian dinamikan Muktamar, pembicaraan dan perdebatan, berkat aunillah kembali menyatu dan bersatu untuk menjalankan tugas dan tanggungjawab NU ke depan,” jelas kiai Ma’ruf.

Seperti diketahui, KH. Ma’ruf Amin akhirnya resmi menjabat Rais Aam PBNU periode 2015-2020.

Awalnya, Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) menetapkan KH. Musthofa Bisri alias Gus Mus sebagai Rais Aam dan KH. Ma’ruf Amin sebagai wakil. Namun Kamis dini hari (6/8/2015) beliau mengirimkan surat ke panitia muktamar. Isinya, dirinya tak bersedia menjadi Rais Aam.

“Kami sudah menerima surat ketidakbersediaan Gus Mus, maka Kiai Ma’ruf Amin menjadi ketum sesuai rapat AHWA (menggantikan Gus Mus),” ujar Pimpinan Sidang Prof. Dr. Ahmad Muzaki di tengah-tengah proses penjaringan bakal calon Ketum PBNU.
(rn/Islampos/internasnews)
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment