Organisasi Hindu ekstrim, Hindu Mahasabha, telah memutuskan untuk
meluncurkan kampanye “India bebas dari Islam” pada 3 Agustus dari kota
kuil Varansi, dimana jamaah Hindu berbondong-bondong menandai bulan suci
“Shraavan”.
“Kami tidak akan mentolerir Muslim di negara ini. Kami meluncurkan
kampanye ini untuk menjadikan India sebagai bangsa Hindu dengan
menawarkan air pada kuil Shringar Gauri di Varansi ini, “Presiden Hindu
Mahasabha, Kamlesh Tiwari, mengatakan kepada OnIslam.net hari Senin (03/08/2015).
“Kami berencana mendistribusikan pedang bagi setiap Hindu selama
kampanye sehingga mereka dapat melindungi diri mereka dari Muslim.”
Anggota masyarakat minoritas, khususnya umat Islam, mengatakan mereka
telah berada di akhir penerimaan di negeri tersebut setelah Hindu Bharatiya Janata Party (BJP), yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi, berkuasa tahun lalu.
Varanasi, yang terletak di negara bagian India utara Uttar Pradesh,
dianggap sebagai salah satu kota paling suci negara di tersebut oleh
umat Hindu.
Umat Hindu telah memilih 3 Agustus untuk meluncurkan program saat
sejumlah besar umat Hindu biasanya mengunjungi kuil terkenal Vishwanath
Kashi di Varanasi pada hari itu untuk berdoa karena itu adalah hari
Senin pertama di bulan Hindu “Shraavan” (yang dianggap suci oleh
masyarakat).
Candi Shringar Gauri ini terletak dekat dengan Masjid Gyanvapi.
Sebagai daerah yang sensitif, melakukan ritual keagamaan apapun di sana
dilarang.
Tempat tersebut menjadi rebutan antara Hindu dan Muslim. Hindu
mengklaim bahwa masjid Gyanvapi dibangun oleh kaisar Mughal Aurangzeb
setelah menghancurkan sebuah kuil Hindu.
Arun Kumar Pandey, pengawas polisi di Varanasi, mengatakan bahwa
tidak ada yang diperbolehkan untuk melakukan ritual keagamaan apapun di
kuil.
Dia mengatakan bahwa setiap orang dilarang masuk ke Shringar Gauri
dan pemerintah tidak akan memberikan izin kepada umat Hindu untuk
mengadakan program di sana.
Namun, pemberontak fungsionaris Hindu Mahasabha menegaskan bahwa
mereka tidak perlu izin siapapun untuk mengadakan program religi di
sebuah kuil Hindu.
Rencana organisasi untuk memulai kampanye dari Varanasi, daerah
pemilihan Perdana Menteri Narendra Modi, juga telah menimbulkan keraguan
di benak masyarakat Muslim.
Orang-orang percaya bahwa Hindu Mahasabha memilih tempat ini dengan tujuan tertentu.
“Sangat disayangkan bahwa organisasi Hindu telah sekali lagi
memutuskan untuk melakukan program-program yang akan menciptakan
ketakutan dalam benak umat Islam dan memicu masalah tidak hanya di
Varanasi tetapi juga di seluruh negara,” Arif Masood, anggota All India Muslim Personal Law Board,
badan swasta yang bekerja untuk melindungi hukum tiap Muslim dan
membimbing masyarakat umum tentang isu-isu penting yang berkaitan dengan
Islam dan umat Islam, mengatakan kepada OnIslam.net.
“Anda tidak dapat membenarkan kampanye tersebut. Pemerintah harus
bertindak dan menghentikan kampanye kebencian seperti yang dijalankan
oleh fundamentalis Hindu itu.”
Tapi Hindu Mahasabha ingin agar Perdana Menteri Narendra Modi
menyatakan India sebagai bangsa Hindu. Dalam pertemuan eksekutif
Mahasabha yang diadakan pada tanggal 22 Juni tahun ini di Lucknow,
diputuskan bahwa mereka akan meluncurkan kampanye untuk melawan
meningkatnya pengaruh Islam di India.
Pemimpin Hindu Mahasabha Kamlesh Tiwari berpendapat bahwa tindakan
pemerintah India menghabiskan jutaan rupee untuk kesejahteraan umat
Islam tidak bisa dibenarkan. Dia menuntut dan menekan Minorities Commission di India.
Minorities Commission adalah organisasi pemerintah yang
dibentuk untuk melindungi hak-hak konstitusional dan hukum minoritas,
termasuk Muslim, di India.
Presiden nasional Vishwa Hindu Sant Mahasabha (saint Federasi Dunia
Hindu) Swami Ratnadev mengatakan, “kuburan Muslim tersebar di daerah
yang luas dan menempati lahan bernilai jutaan rupee di negara ini.
“Pemerintah juga menghabiskan uang rakyat untuk merawat mereka.
Kuburan Muslim jauh lebih besar dibandingkan lahan kremasi Hindu. Kami
menuntut pemerintah untuk memberikan Muslim sepotong tanah yang kecil
untuk pemakaman mereka seperti orang Hindu.”
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa semua tanah yang dipakai untuk kuburan harus dinyatakan sebagai tanah Hindu.
“Kami telah memutuskan menjalankan kampanye ini untuk melawan kampanye serupa yang dijalankan oleh All India Muslim Personal Law Board (AIMPLB),” tambah Swami Ratnadev.
Namun, umat Islam percaya bahwa kampanye akan berdampak memecah belah
masyarakat di garis komunal. Mereka ingin pemerintah untuk segera
menghentikan kampanye karena tujuan mereka adalah untuk menciptakan
kebencian untuk satu komunitas tertentu.
“Organisasi Hindu tidak bisa menjaga suasana komunal negara dengan
baik. Partai politik seharusnya tidak menempuh jalur politik terhadap
situasi tersebut dan bekerja untuk meningkatkan hubungan antara
komunitas yang berbeda, “kata Anam Khan, seorang Muslim yang tinggal di
Varanasi.
Mayoritas Muslim merasa bahwa kelompok radikal Hindu akan terus
menjalankan kampanye tersebut dan akan memastikan bahwa warga tidak bisa
hidup dalam damai.
(muslimdaily/internansnews)
Tuesday, August 4, 2015


Subscribe to:
Post Comments (Atom)