Meski dahulu kita memiliki masa lalu yang kelam, tapi hal itu bukan jadi alasan bagi kita untuk tidak berubah ke arah yang lebih baik. Kita sebagai hamba Allah hanya bisa berharap, hari ini kita
menjadi sosok yang baik dan sampai akhir hayat tetap baik di mata Allah
SWT.
Dan inilah yang dialami oleh seorang Muslimah yang sering dipanggil
Novi ini. Banyak orang yang tidak mengetahui kalau dahulunya dia adalah
seorang vokalis band metal dan sering naik turun panggung. Hidayah Allah
lah yang telah mengangkat dirinya dari jurang jahiliyah mengumbar suara dan aurat hingga akhirnya kembali ke Islam.
Mungkin orang-orang yang dahulu mengenalnya akan terkaget-kaget
melihat penampilannya yang sekarang. Bisa dibayangkan seorang vokalis
band metal dengan dandanan urakan tapi sekarang mengenakan jilbab syar’i
dan bercadar pula. Maasya Allah.
Beberapa waktu yang lalu Islampos berkesempatan berjumpa dan mewawancarai Novi untuk menceritakan pengalaman hidupnya. Kepada Islampos
gadis berusia 25 tahun ini mengaku berasal dari keluarga yang
keislamannya biasa saja bahkan menurutnya keluarganya cenderung liberal
dan sekuler. Dan mungkin dengan latar belakang seperti inilah Novi
kemudian bebas mengekspresikan masa remajanya dengan aktif menjadi anak
band.
“Saya aktif di band dari tahun 2007 hingga awal 2012. Oh ya band saya beraliran progressive metal core
dan saya sebagai vokalisnya. Yah lumayan lama saya aktif, sampai ama
temen-temen di band sudah seperti saudara sendiri,” ujar Novi.
Meskipun Novi berkumpul dan bergaul dengan teman-teman anak band yang
dianggapnya sudah seperti saudara sendiri serta memberikan nuansa lain
dari kehidupan pribadinya, namun suasana jenuh juga menghinggapi gadis
yang dikenal enerjik tersebut.
“Jadi sebenernya saya itu sekitar 2 bulan sebelum keluar dari band
sudah memutuskan memakai kerudung. Tapi yah gitu deh, ngerasa gak enak sekaligus malu. Jadi kalau latihan biasa kerudungnya dipake.
Nah pas manggung sebelum sampai ke lokasi, kerudung sudah siap-siap
dilepas. Dari situ mulai galau juga. Kerudung saya waktu itu masih
seadanya, kerudung paris ama pasmina yang biasa cuma nyelepet di leher doang, itupun dengan dandanan yang jauh dari menutup aurat. Gak lucu dong, head bang pake kerudung heheheh,” canda Novi.
Diakui juga oleh Novi bahwa awal dirinya mengenakan kerudung hanya
ikut-ikutan teman bukan didasari dari pemahamannya atas ilmu keislaman.
“Jujur waktu itu make kerudung tanpa tau ilmunya, cuman ikutan temen aja. Temen-temen saya yang pake kerudung itu kayaknya bersahaja banget gitu, punya pacar kayaknya baik-baik, kuliah lancar pokoknya yang baik-baik semua deh. Nah dari situ kepikiran juga kalo pake kerudung entar bisa punya pacar sholeh..hehehehe. Ya gitulah sudah salah niat awalnya dan ga tau ilmunya, jadi lepas pasang kerudung menurut saya waktu itu yah oke dan fine-fine aja,” ujar pengajar di SDIT Elfawwaz jalan Bangka Mampang Jakarta Selatan ini.
Jenuh jadi anak band
Sebelum memutuskan untuk cabut total dari dunia band, Novi mengaku
titik jenuh di dirinya sudah sampai puncaknya. Suasana ceria saat
berkumpul, manggung, latihan bersama menjadi hambar. Belum lagi ada
tekanan dari pihak orang tua, karena dirinya sering pulang malam dan
kuliah malas-malasan. Novi mulai bimbang antara tetap di band atau
memutuskan untuk keluar.
Kegalauannya itu semakin menjadi ketika Novi mulai berpikir bahwa dirinya tidak bisa seperti ini terus, dirinya harus move on
keluar dari zona nyaman bersama teman-teman bandnya ke lingkungan yang
berbeda. Mulailah sedikit demi sedikit Novi menghindar dari teman-teman
bandnya.
“Mulai dari menjauh dulu dari mereka dan susah dihubungi dengan
alasan macam-macam supaya gak latihan, padahal waktu itu sedang
persiapan untuk membuat mini album. Teman-teman sampai nyamperin ke rumah, sampai akhirnya mereka bosan ngehubungin saya lagi, udah deh akhirnya resmi keluar,” kenang Novi.
Keluar dari suasana hingar bingar musik metal, Novi mulai menata
kembali kehidupannya dengan fokus kuliah agar bisa cepat segera lulus
serta menjalin silaturahim dengan teman-teman akhwatnya karena
semasa jadi anak band, mayoritas teman Novi adalah laki-laki. Dan sejak
itulah benih-benih hidayah mulai memasuki relung hati Novi yang paling
dalam. Novi mulai rajin mengikuti pengajian-pengajian, membaca buku-buku
agama sampai akhirnya memutuskan untuk mengenakan jilbab yang sesuai
syari’at.
Novi juga merasakan bagaimana beratnya waktu awal-awal harus
meninggalkan temannya sesama anak band. Namun di masa-masa galau seperti
itu banyak teman-temannya akhwatnya yang mensupport dia untuk lebih
tegar menjalani hidup.
“Alhamdulillah sudah digantiin Allah dengan teman yang bisa nuntun ke arah yang lebih baik,” kisahnya.
Dituduh sesat
Ada yang unik sewaktu dirinya pertama kali mengenakan kerudung, banyak temannya hanya berkomentar “Dah tobat lu ya”
tapi setelah memutuskan untuk mengenakan jilbab yang sesuai syariat,
justru pandangan negatif yang sering dilontarkan orang kepadanya.
“Saya dituduh ikutan aliran sesat dan ini sering banget bahkan sampai
sekarang masih aja ada yang bilang gitu. Belum lagi tekanan dari
keluarga yang bilang kalau pakai jilbab Syar’i susah beraktifitas jadi
seperti emak-emak. Bahkan tetangga ada yang ngeliatinnya dari atas
sampai bawah terus langsung ngelaporin ke orang tua saya mereka bilang
ke orang tua saya ..ati-ati anaknya ikut-ikutan aliran sesat..Laa hawla wala kuwwata Illa billah.
Sudah lah ga punya teman, tiap hari dapat omongan seperti itu eh di
rumah dapat tekanan juga. Sedih rasanya, jadinya sering galau dan di
kamar nangis mulu,” urai Novi dengan nada sedih.
Novi mengakui, dirinya masih agak susah mengkondisikan keluarga dan
lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan ia pun jika di lingkungan tempat
tinggalnya terpaksa harus melepas cadar, namun dirinya berharap ke
depannya ia ingin tetap istiqamah bercadar.
Tantangan seperti itu bagi Novi membuat dirinya berusaha belajar
Islam serta mengamalkan Islam lebih baik lagi. Kajian-kajian keislaman
secara rutin diikuti oleh Novi dari berbagai ustadz. Bahkan kini ia juga
mulai mengkampanyekan penggunaan jilbab syar’i dengan bergabung dengan
komunitas SPJ (Solidaritas Peduli Jilbab) cabang Tangerang.
Kini diusianya yang beranjak ke 26 tahun sebagai Muslimah normal,
alumni Universitas Bina Nusantara ini berharap akan datang sosok pria
shalih yang melamar dirinya dan menerima segala kekurangan serta
kelebihan yang ada padanya.
(fq/islampos/internasnews)
Monday, August 3, 2015


Subscribe to:
Post Comments (Atom)